TADBM-410

<< kembali ke TADBM-409 | lanjut ke TADBM-411 >>

TADBM-410

Laman: 1 2 3 4

Telah Terbit on 15/05/2015 at 21:19  Comments (1.479)  

The URI to TrackBack this entry is: https://cersilindonesia.wordpress.com/tadbm-410/trackback/

RSS feed for comments on this post.

1.479 KomentarTinggalkan komentar

  1. Assalamualaikum Wr Wb.
    Buat Mbah Man ,
    Selamat ‘Iedul Fitri 1436 H. “Taqobbalallahu minna wa minkum”. Mohon Maaf Lahir dan Bathin. Semoga Allah SWT menerima puasa kita dan kita kembali keadaan suci dan termsk orang” yg dpt kemenangan.aamiin.Selamat lebaran1436H.Waalaikumsalam
    Widi.
    Nb ditenggo rontal ipun.

  2. Ngaturaken wilujeng Riyadin 1436 H. Nyuwun agunging pangapunten. Mugi Kito kanugrahan jatining fitrah saking Gusti ingkang Maha Pemurah. Amin!…….

    Alun Alun nganjuk-2
    Lintang lintang tak takoni
    Apa kowe ngerti wong sing tak tresnani
    Bulan kondo yen ra ngerti
    Nganti natas wengi isih tak goleki
    Rina lan wengi sing tak anti anti
    Nanging ning nganti anggonku goleki
    Angin sak paran lakukmu
    Critakno kangenku isih setio nunggu
    Dina minggu ganti sasi
    Eluhku ngancani apo kowe ngerti
    Kutho iki wis tak kiteri
    Nganti suk kapan tetep tak enteni

    Ning alun alun Nganjuk iki
    Nadjan saiki dadi sepi
    Nanging aku rabiso lali
    Marang janji setia kang kepatri
    Gencar lampune kutho
    Gawe kahanan malih bedho
    Namging tresnoku isish podho
    Kayo janji naliko semono

    ( Cah ayu aku ora lali
    Tresnomu isih tak gondeli
    Kangenku malah soyo ndodro
    Enten ono aku enggal teko )

  3. Niku lagune pripun Adimas Suro Bengok . . . ?

  4. Pakde rangga widura ngendiko : “kulup donoloyo, ki RAS bakal wungu, sakwise nimas anjani, wungune ki RAS pas wektune dina Riyaya”Lha pripun to pakde rangga ki, wangsite kleru kuwi ?????

    • simbah lagi mudik ke mBlitar
      he he he …..

      • Gandog tadbm 411 udah siap nggih?…
        Ditenggo lho mbah man….
        Mungkin nunggu syawalan nggih?..
        Kalau di Klaten, hari raya ketupatnya seminggu setelah hari raya Idul Fitri.

        • Sudah siap, pending dulu menunggu jatuhnya satu rontal lagi.

  5. Hadir, selamat Idul Fitri 1436 H, taqobbalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir & batin ….. tetap semangat !

  6. Sugeng enjang poro kadang Cantrik dan Mentrik, Mbah Man soho Pengasuh Gandok&Padepokan…
    Sugeng makaryo wonten pundi kemawon…
    Semangat….semangat pagi…

  7. Hadir, masih suasana lebaran, sepiiiii ….. tetap semangat !

    • Yup. Iya Ki Jokowono, 2 hari ngantor masih berusaha “tune in” dengan tugas kantor yg menuntut cepat selesai…Hehehe…
      Suasana libur panjang harus “diputus”…..

      • Sugeng siang ,tetap semangAt nunggu rontal…….

        • Sugeng sonten……..
          Ngaturaken sugeng riyaya katur para kadang sinaosa radi telat,
          ngaturaken sedaya kalepatan lan nyuwun agunging pangaksami.

          • Sugeng sonten……..Ki Gembleh soho Cantrik Mentrik…..
            Ngaturaken sugeng riyaya katur para kadang sinaosa radi telat,
            ngaturaken sedaya kalepatan lan nyuwun agunging pangaksami.

          • He,,,,he,,,he,,,,
            Ki Menggung wes kondur saka udik.
            Harak inggih dhawah sami wilijeng to Ki,,,???

          • Njihh..pangestune Ki Gembleh…harak mudik teng Semarang to Ki?

        • Ki tumenggung kartojuda .. wis wedar tapa bisune…sugeng rawuh ki karto, ditenggo degojeckanipun

  8. Br mudik dr Ujung Galuh.kagem kadang “GS”,Sugeng injang,sugeng beraktifitas lg.Taqoballahu minna wa minkum.minal aidin wal faizin. Ujung Galuh msh sama dgn thn2 yl,diluar sejuk,didlm sumuk.tp kita ttap semangat utk giat se hari2.skrg pss dh di Mentaram.Merdekaaa….

    • Merdeka Cak Bon…….

  9. Hadir, lebaran ketupat ….. tetap semangat !

    • Sugeng lebaran ketupat, biasanya untuk warga jawa tengah nggih…..?
      Tetap semangat nenggo gogrogan rontal .

  10. TADBM-411 sudah sipa, tetapi pending dulu nggih, menunggu tambahan satu rontal dari Panembahan Mandaraka.

    • Sing dipending TADBM-12 kemawon, nGGer!

  11. Nggih Pak Satpam…
    Ndherek nenggo setunggal rontal malih saking mBah_Man….
    Taksih memantau perkembangan gandhok ter-update…

  12. Sugeng enjang… Sugeng Makaryo…

  13. Riyoyo…lewat
    Bodho lepet….lewat

    deg deg degan…..bodho besar ojo2 lewat tanpo rontal

    • Hehehe…..
      Mugi2 mbotem makaten Ki Pandanalass…
      Mbok menawi dinten meniko sampun dipun wedhar rontalipun Kanjeng Panembahan…
      Semangat…

      • Ikutan semangat………

  14. Hadir, kembali kerja, kerja kembali ….. tetap semangat !

  15. Berdesir tajam jantung Anjani begitu menyadari sikap Pandan Wangi kepadanya. Namun sebelum Anjani melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba saja terdengar sebuah jerit tangis dari dalam bilik Ki Rangga Agung Sedayu.

    Hampir bersamaan kedua perempuan itu mengangkat kepala sambil mencoba mencermati apa sesungguhnya yang sedang terjadi. Namun ketika mereka berdua kemudian mendengar sebuah tawa tertahan dari Ki Waskita, kedua perempuan itu pun telah menarik nafas dalam-dalam sambil mengangguk-anggukkan kepala mereka.

    “Syukurlah, agaknya Kakang Agung Sedayu telah sadar dari tidur panjangnya,” desis Pandan Wangi sambil bangkit dari tempat duduknya.

    Ketika Anjani terlihat ikut beringsut dari tempat duduknya di pembaringan, Pandan Wangi pun mencegahnya, “Anjani, bukankah namamu Anjani? Beristirahatlah. Aku akan menengok keadaan kakang Agung Sedayu sebentar. Nanti akan aku sampaikan kepada Kiai Sabda Dadi tentang keadaanmu. Mungkin engkau memerlukan obat atau sejenisnya untuk mempercepat kesembuhanmu. Selebihnya, aku akan memberitahu orang-orang yang sedang bekerja di dapur untuk menyiapkan makan pagi untukmu.”

    Anjani menundukkan kepalanya dalam-dalam. Ada sebuah goresan pedih terasa menyayat jantungnya. Ternyata Pandan Wangi tidaklah seburuk sebagaiman kesan pertama yang didapatkannya. Pandan Wangi ternyata cukup menaruh perhatian terhadap keadaannya.

    “Terima kasih, Nyi,” desis Anjani hampir tak terdengar begitu Pandan Wangi melangkah meninggalkan bilik.

    Ketika bayangan putri kepala Tanah Perdikan Menoreh itu telah hilang di balik pintu bilik yang tertutup rapat, perlahan-lahan Anjani pun mengedarkan tatapan matanya ke seluruh ruangan. Ketika pandangan matanya kemudian tersangkut pada sebuah dlupak di atas ajug-ajug di pojok ruangan, keningnya pun tampak berkerut merut.

    “Seseorang agaknya telah lupa memadamkan dlupak itu,” berkata Anjani dalam hati sambil beringsut turun dari ranjang, “Hari telah semakin siang. Sebaiknya aku padamkan dlupak itu.”

    Dalam pada itu, Matahari telah memanjat semakin tinggi di langit sebelah timur. Sinarnya yang cerah mulai terasa menggatalkan kulit. Di pinggir hutan yang membujur di kaki pebukitan Menoreh sebelah timur tampak seorang anak muda sedang duduk berteduh di bawah bayangan pohon keluwih yang tumbuh beberapa langkah dari tepi hutan di antara batang-batang ilalang yang tumbuh merapat berjajar-jajar.

    Tiba-tiba pandangan anak muda yang sedang duduk berteduh itu menangkap bayangan seseorang yang muncul dari kelokan hutan dan berjalan perlahan menyusuri jalan setapak di pinggir hutan yang terlihat hanya samar-samar. Jalan setapak yang memang sangat jarang dilalui orang. Hanya para pemburu dan orang-orang yang menggantungkan mata pencahariannya dari hasil hutanlah yang sering melalui jalan itu.

    Ketika orang yang berjalan di pinggir hutan itu hampir mencapai pohon keluwih tempat anak muda itu sedang duduk berteduh , tiba-tiba saja anak muda itu dengan tergopoh-gopoh segera bangkit berdiri sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam.

    “Guru,” desis anak muda itu kemudian sambil membungkukkan badannya dalam-dalam.

    Orang yang di panggil Guru itu menoleh. Sejenak dipandangi wajah anak muda yang berdiri di bawah bayang bayang pohon keluwih. Sambil melangkah perlahan lahan ke arah anak muda itu, kemudian katanya, “Bagaimana engkau memanggilku Guru, sedangkan kita belum pernah saling mengenal?”

    Anak muda yang berdiri di bawah bayang bayang pohon keluwih itu tiba tiba menjatuhkan dirinya berlutut ketika orang yang berpakaian serba putih itu telah berdiri di depannya.

    “Ampun Kanjeng Sunan, hamba adalah anak muda yang pernah Kanjeng Sunan tolong sewaktu terjadi ontran ontran di Tanah Perdikan Menoreh hampir setahun yang lalu.”

    Orang yang dipanggil Kanjeng Sunan oleh anak muda itu sejenak mengerutkan keningnya. Sambil mengamati wajah anak muda yang berlutut sambil menundukkan kepalanya dalam dalam, dia berkata, “Apakah engkau anak muda yang aku jumpai di pinggir sungai yang membelah Kademangan induk Perdikan Menoreh waktu itu?”

    “Hamba, Kanjeng Sunan.”

    “Mengapa engkau meninggalkan Gunung Muria? Bukankah engkau sudah berjanji ingin menjadi Santriku?”

    Bergetar sekujur tubuh anak muda itu, sambil merangkapkan kedua tangannya di depan dada dan menundukkan kepalanya dalam dalam, dia menjawab, “Ampun Kanjeng Sunan, hamba masih mempunyai janji dengan Ki Rangga Agung Sedayu untuk menuntaskan ilmu kanuragan yang telah dijanjikan kepada hamba.”

    “O..,” Kanjeng Sunan itu tersenyum sambil mengangguk anggukkan kepalanya, “Jadi engkau masih ragu ragu dengan ilmu kasampurnaning ngaurip yang akan aku ajarkan dibandingkan dengan segala macam ilmu kanuragan itu?”

    Untuk beberapa saat anak muda itu bagaikan membeku. Perasaan bersalah telah melanda hatinya.

    bersambung ke TADBM 411

    • Alhamdulillah….,
      akhirnya datang juga.

      Matur suwun Panembahan.

      • Gandok TADBM-410 segera ditutup, gandok TADBM-411 sudah bisa digunakan untuk gojegan setelah beberapa kali buka tutup.

        Nuwun

    • Matur nuwun Mbah_Man …..

    • matur suwun mBah….
      tpi rontal niki sampun diwedar dek jaman semono…..

      • @ Ki PA,
        itu dulu kan bocorannya..
        sekarang tambalannya..hehehe..

    • Akhirnya turun juga rontal dari Panembahan

    • Hadir mbah…
      Kemarin sempat melintasi sidoarjo, mau nyari mbah tp tdk tahu tempatnya hehehe

      • napa nggak tlp..?
        teganya..teganya…teganya..teganya…

        • njih Panembahan

          teganya ….teganya….teganya….

          • Hehehe kapan2 lagi ya mbah… Kmrn itu naik ke Bromo

          • Hehe kalo mas satpam di Malang kah?
            Turun dari Bromo jalan jalan ke Malang, trus nginep di Batu.

          • Kenapa ya, komen Bu Lik Laras kok ketangkep Ki Akismet dan dimasukkan keranjang karantina (spam). #gagalpaham#

          • Ya.., salah pakai naju. he he he … ngapunten.

        • Hehehe kapan2 lagi ya mbah… Kmrn naik ke Bromo…

        • Hehehe kapan2 lg njeh mbah…
          Maaf..maaf..

    • maturnuwun mbah-man……….

    • Terima kasih mbah atas rontalnya walaupun bacanya kesorean

    • Wis jiaaaan mantap tenan ujian kasampurnane urip…. wuiih … hadeeews kok yo angel nggih mbah man….

  16. Matur nuwun mbah man…..

  17. Penutupat TADBM yang selalu membikin penasaran

  18. matur nuwun mbah man

  19. Matur nuwun Panembahan,…
    Akhirnya,…..

  20. nantab,…bayang-2 nyata ki sh mintardja……………nuwun mbah man n ki arema

  21. Muantaaap puooolll….detil2nya,muirip puooll. suaaluut nnan. laaannjuutt….


Tinggalkan komentar