STSD-32

Kembali ke STSD-31 | Lanjut ke STSD-33

Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang berkenan bisa info ke email:s_sudjatmiko@yahoo.com.au Matur suwun

Laman: 1 2 3 4

Telah Terbit on 15/04/2021 at 05:54  Comments (1.040)  

1.040 KomentarTinggalkan komentar

  1. STSD-32 halaman 54-55

    “Setelah semua urusan selesai, aku akan menghadap ke gunung Muria untuk mendapatkan hukuman atas pelanggaran yang telah aku lakukan,” membatin Ki Rangga sambil kembali menarik nafas dalam-dalam untuk melonggarkan dadanya yang terasa pepat setiap kali dia mengingat peristiwa malam itu, “Semoga Kanjeng Sunan dapat memakluminya. Sebaiknya aku pasrah saja dan selalu memohon pertolongan kepada Yang Maha Agung. Aku sudah siap untuk menanggung segala kesalahanku apapun akibatnya.”

    Berpikir sampai disitu Ki Rangga menjadi sedikit tenang. Setelah menengok keadaan istrinya yang masih tidur terlelap, Ki Rangga segera mengambil sesuatu dari kanthong ikat pinggangnya yang lebar. Sejenak kemudian di tangan kanan Ki Rangga telah tergenggam sebuah kitab kuno, sebuah kitab kecil yang tidak begitu tebal namun juga tidak terlalu tipis. Lembaran-lembaran kitab itu terbuat dari bahan kulit binatang yang agaknya telah disamak dengan sangat baik dan halus.

    Kembali Ki Rangga termenung sambil mengamat amati sampul kitab di tangannya. Untuk beberapa saat tampak kerut merut di kening Ki Rangga. Rasa rasanya Ki Rangga tidak mengenal coretan-coretan huruf di sampul depan kitab itu.

    “Huruf-huruf apakah ini?” bertanya Ki Rangga sambil mendekatkan kitab itu ke wajahnya untuk melihat lebih jelas lagi huruf-huruf yang tertera di sampul kitab itu.

    “Aku yakin huruf-huruf ini mengandung arti sebagai nama dari kitab ini,” membatin Ki Rangga selanjutnya sambil membuka halaman pertama.

    Namun alangkah terkejutnya Ki Rangga ketika pada halaman yang pertama itu pun juga tertulis huruf-huruf yang sama sekali tidak dikenalnya. Seumur hidup Ki Rangga baru melihat huruf-huruf seperti itu untuk pertama kalinya.

    “Tidak ada gunanya,” gumam Ki Rangga sambil membuka halaman berikutnya. Ternyata halaman berikutnya pun sama juga.

    Sejenak Ki Rangga termenung. Berbagai dugaan pun hilir mudik dalam benaknya.

    “Apakah Maharsi telah mencoba menipuku?” pertanyaan itu memenuhi benak Ki Rangga

    Segera saja Ki Rangga teringat bagaimana dia meminta kembalinya Bagus Sadewa dari gendongan Maharsi.

    “Maharsi,” berkata Ki Rangga saat itu begitu dia berhasil menyusul Maharsi yang meninggalkan halaman belakang kediaman Ki Gede, “Aku mohon dengan sangat dan hormat untuk mengembalikan Bagus Sadewa. Dia tidak ada sangkut pautnya dengan urusan kita.”

    Terdengar tawa Maharsi yang renyah. Jawabnya kemudian setelah tawanya reda, “Ki Rangga, anak ini justru menjadi sarana bagiku untuk menuntut kesanggupan Ki Rangga dalam melestarikan ilmu goa Langse. Aku akan mendidik anak ini sampai dia dewasa dan menjadi pemuda yang tangguh tanggon yang akan menggegerkan seluruh tlatah Mataram.”

    “Maaf Maharsi,” sahut Ki Rangga cepat, “Apakah Maharsi pernah memikirkan bagaimana keadaan ibu bayi itu jika Maharsi membawanya ke tempat jauh dan dalam waktu yang tak menentu? Mohon menjadikan pertimbangan Maharsi.”

    “Ah,” terdengar Maharsi berdesah perlahan. Jawabnya kemudian, “Jangan mencoba melemahkan niatku Ki Rangga. Perguruan goa Langse harus tetap lestari sampai akhir jaman. Dan aku telah memutuskan untuk menurunkan ilmuku kepada anak laki-lakimu ini.”

    Tampak Ki Rangga menarik nafas dalam-dalam berberapa kali untuk meredakan gejolak dalam dadanya yang hampir tak tertahankan. Jika memang Maharsi memaksakan kehendak, apa boleh buat. Ki Rangga pun terpaksa harus mengerahkan segenap kemampuannya untuk merebut bayi itu.

    “Maharsi,” berkata Ki Rangga kemudian setelah sejenak mereka terdiam, “Apakah tidak ada jalan lain?”

    “Maksud Ki Rangga?”

    • Mator sakalangkong ki_ps n mb_man

    • “Maharsi,” berkata Ki Rangga kemudian setelah sejenak mereka terdiam, “Apakah tidak ada jalan lain?”

      Jalan lain ditutup, dilarang mudik😜

      • Bisa mudik dengan cara LELAKON NGEDANI…ki_sisol…

        wk wk wk..

        tak lanjut bubuk meyeng…

    • Huruf arab gundul.
      RAS bingung. Terpaksa lari ke kanjeng Sunan Muria, minta tolong dibacain.
      Tapi karena bersalah kabur, harus menjalani hukuman lagi, yaitu les baca huruf arab gundul.

      • Kemungkinan huruf Cina / India. Sekedar hasil analisa lho. Nama dia (Maharsi) kayaknya berbau India

        • Persia.. huruf arab gundul.. campur india.. malah tambah mumet.. kudu sowan ke gunung muria.. terpaksa.. belajar.. hi hi..

          • Nyesel kemarin kabur duluan😉

    • Mbaca komen koq sama asyiknya,, he he,, 😁😁👍👍

  2. Golek gerbong manoreh.. koyo wis lewat sajake.. ketinggalan iki.. biyuh biyuuh.. tobat tobat soto babat..

  3. Menunggu kelanjutak kilas balik. . .bgmn kok RAS bs meminta kembali anaknya sekaligus mendapat kitab aneh

  4. RAS harus upgrade ilmu Kakang Kawah Adi Wuragil, yg tadinya hanya memiliki 2 ujud semu, skrg menjadi 3. Tambahan 1 ujud semu Sedulur Angkat, khusus untuk menyerap dan melestarikan ilmu Maharsi. Iki rakira lho yoo..ala pak Breng…😂😂😂

    • Maturnuwun mBahMan PSatpam atas wedarannya sehat selalu Aamiin.

    • Wk k k ada tambahan Sedulur Angkat barang. Lama2 perlu upgrade sedulur mulur / saudara jauh 😅, biar bs bikin ujud semu 1 pleton

  5. Kira kira semalem RAS sama SM. Tarung berapa ronde ya?

  6. Kira kira semalem RAS sama SM. Tarung berapa ronde ya?

  7. Seru juga nih kilas balik Ki Rangga dan Maharsi , BS dikembalikan dapet kitab juga..lha piye jal..?
    Maturnuwun Mbah_Man & Ki P.Satpam .semoga sehat dan berkah selalu…Aamiin.

  8. “Maksud Ki Rangga?”. Ki RAS dengan senyum tipisnya menjawab;
    “Maksud saya begini, daripada kita berantem gak baik, apalagi puasa kita hampir selesai, daripada Ki Maharsi capek, dan kita gagal dapat pahala puasa kita lestarikan bersama² ilmu Goa Langse itu dengan tanpa merugikan yang lain”.
    Maharsi pun manggut² atas usulan Ki RAS, kemudian berkata;
    “Setuju Ki Rangga, nek ngono aku ,pasrah sampeyan saja, wis ini buku wasiat perguruanku saya serahkan Ki Rangga, gawanen dan lestarikan yang terbaik menurut Ki Rangga, saya mau bertapa saja di Goa Langse”. Sang maharsi dengan langkah santai meninggalkan RAS sambil berkata ;
    “Gut bay bro, saya kembali ke padepokan menunggu wedaran dari mbahMan”.

  9. kalau kitabnya huruf atau bahasa india jangan2 kamasutra… wah makin menarik ini… Pak Breng ada komentar atau rakira…?

    • Pak Breng itu yang paling tertarik😉😜
      Tapi kalau bener, timingnya pas. Ki Rangga kabarnya mau nambah istri soalnya

    • Ehh, tapi apa ilmu kanuragan yang bernama kamasutra itu apa bener ilmu tempel dan sedot khas goa langse itu Ki Araha ?😜

      • tempel-menempel ada… sedot menyedot juga ada… kita tunggu tanggapan dan spoiler Pak Breng nanti habis buka puasa… dijamin saru…… eh, maksudnya seru… he he…

        • 🤔😉😜

  10. Mosok kitab “togel” ?? 🤔

  11. Ting tung…
    Ting tung…
    Ting tung…
    Siap2 di peron 3… 🚊🚦

  12. Kereta sudah siap. Menunggu Pak Sep membunyikan semboyan ampak polloh.

    • Priiit……
      Eblek ijo diangkat tinggi2.

      • Teoooooong
        Teooooooong
        Teoooooong

  13. STSD-32 halaman 56-57

    Sejenak Ki Rangga menarik nafas panjang. Jawabnya kemudian, “Kita telah bersepakat sebelumnya untuk menyelesaikan masalah di antara kita tidak dengan kekerasan. Sebelumnya kita telah bersepakat untuk masing-masing mengadakan tantangan. Kita telah melakukan tantangan permainan yang mengasyikkan sebelumnya dengan hasil yang sama-sama imbang,” Ki Rangga berhenti sebentar. Lanjutnya kemudian, “Nah, Maharsi. Aku mengusulkan untuk melanjutkan tantangan itu.”

    “O,” Maharsi tertawa pendek sambil mengangguk angguk, “Maksud Ki Rangga, kita akan bermain petak umpet lagi seperti sebelumnya?”

    “Terserah Maharsi,” sahut Ki Rangga cepat, “Permainan itu tidak harus sama seperti sebelumnya. Silahkan Maharsi atau aku yang akan mengajukan sebuah tantangan permainan selanjutnya untuk menentukan siapakah di antara kita berdua yang akan keluar sebagai pemenang.”

    Untuk sejenak Maharsi sepertinya sedang berpikir. Katanya kemudian, “Baiklah Ki Rangga. Memang mengadakan tantangan sebuah permainan itu sangat mengasyikkan. Namun tantangan yang aku ajukan ini sekarang bukan lagi permainan petak umpet.”

    Ki Rangga menjadi berdebar debar. Tanyanya kemudian dengan nada sedikit ragu, “Maksud Maharsi?”

    Maharsi kembali tertawa pendek. Jawabnya kemudian, “Aku akan mengajukan sebuah tantangan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menyerap sebuah ilmu dan memahaminya dalam waktu yang singkat.”

    Ki Rangga masih belum dapat menjajagi apa keinginan Maharsi. Maka tanyanya kemudian, “Apakah kita akan berpacu dalam mempelajari dan memahami serta menguasai sebuah ilmu baru?”

    “O, tidak, tidak” jawab Maharsi dengan serta merta, “Aku menantang Ki Rangga untuk mempelajari ilmu goa Langse dengan cepat. Demikian juga aku, pada kesempatan berikutnya juga akan mempelajari ilmu orang bercambuk dalam waktu yang sangat singkat. Siapa yang memahami dalam waktu yang singkat namun mempunyai bobot yang lebih tinggi, dialah yang akan keluar sebagai pemenangnya.”

    Berdesir dada Ki Rangga. Sebuah tantangan yang aneh. Maka berkata Ki Rangga kemudian, “Maharsi, aku sangat berkeberatan jika Maharsi akan mempelajari ilmu orang bercambuk. Aku rasa sebuah perguruan tentu akan sangat keberatan jika ilmunya di sadap oleh sembarang orang.”

    Tampak kerut merut di dahi Maharsi mendengar penolakan Ki Rangga. Namun Maharsi itu kembali tertawa kecil sambil mengangguk angguk. Katanya kemudian, “Jika perguruan Ki Rangga terlalu pelit untuk berbagi ilmu walaupun hanya sekedar permainan, aku tidak berkeberatan,” Maharsi berhenti sebentar. Lanjutnya kemudian, “Perguruan goa Langse bukanlah sebuah perguruan yang pelit untuk berbagi ilmu, namun satu persyaratan khusus, ilmu perguruan goa Langse tidak boleh dicampur adukkan dengan ilmu-ilmu lain yang tidak ada gunanya. Perguruan goa Langse menuntut pemurnian ilmu goa Langse terhadap setiap muridnya.”

    Ki Rangga tertegun. Ada sedikit ketersinggungan ketika Maharsi mengatakan perguruannya terlalu pelit untuk berbagi ilmu. Maka katanya kemudian, “Maaf Maharsi. Perguruan orang bercambuk tidak pernah pelit dalam menurunkan ilmu kepada murid muridnya. Namun perlu diketahui, bahwa perguruan orang bercambuk sangat berhati-hati dalam memilih murid muridnya. Menjadi murid perguruan orang bercambuk berarti mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya secara pribadi, tanggung jawab terhadap sesama anak murid perguruan dan nama baik perguruan, serta yang tidak kalah pentingnya adalah pengamalan ilmu pergurun orang bercambuk terhadap kehidupan bebrayan agung.”

    Terlihat Maharsi terangguk angguk. Katanya kemudian, “Sejak dahulu aku dengar perguruan orang bercambuk memang selalu memegang wewaler perguruan dengan sungguh-sungguh. Aku memang tidak mengenal gurumu secara pribadi, namun aku telah mendengar sepak terjangnya sejak Demak lama masih berdiri.”

    • Matur nuwun mBahMan PSatpam atas wedarannya sehat selalu Aamiin

    • Nunggu Pak Sep, sampek ngantuk. Hi hi hi …..

      monggo….

      • Jangan2 pak sep ikut mudik lewat spoir juga.

      • keturon ki_ps..
        ayam sorry

    • Moga saja kedudukan jadi 2-2 tapi sukses semua di tantangan kedua🤲🤲

      Nggak sama-sama gagal kayak tantangan 1 dulu

    • Luar biasa mbah Man dlm meramu kisah STSD ini. Tdk terpikir sedikitpun oleh para canmen bhw adu ilmu antara AS vs Maharsi semakin mengarah ke tingkat ma’rifat/adu kecerdasan bukan lg hakekat/wadag.

  14. Aku menantang Ki Rangga untuk mempelajari ilmu goa Langse dengan cepat.

    Horee… RAS dapet tambahan ilmu vacum cleaner. Tambah sakti aja ntar RAS ini.

    • Bukannya kemarin terpantau tulisannya nggak dipahami Ki Rangga ?🤔🤦‍♂️

    • ilmu sedot isep tidak boleh dicampur campur spt gado gado…makanya ilmu pecute ki.rangga….juga tidak mau diampur bauer makanya tulisannya jadi aneh….tulisannya jadi bahasa TAGALOG THAILAND…HE HE HE..

      SERUUU
      SEREEEM
      SERAAAM
      SUREEEM

      • Tagalog itu Filipina😉

  15. Kayaknya Kidung Penutup kitab windujati itu bisa jadi bahan teka-teki balasan setelah tiba gilirannya

    • Nurut analisa lho. Kalaupun Maharsi bisa memecahkan teka-tekinya, Ki Rangga turut beruntung. Strategis tujuannya😉😊

  16. Asyik, betul ada MOU lagi maharsi dengan RAS, nanti akan menjafi teman karib. Cantrik dan mentrik yakin RAS akan menguasai ilmu itu. Selamat berjuang ki rangga, Biarlah sementara perguruan wirapati diurus ki Sabdadadi dan maharsi, tekunlah belajar nak penuh semangat

    • Alhamdulillah.. baru pai rumah.. bukber.. muter mampir saudara.. banyak cekpoin.. langsung lihat gandok.. semoga sht Ki Satpam ugi Mbah Man.. sugeng dalu.. sugeng istirahat..

  17. Sampun ketinggalan gerbong.. kesuwen muter.. sugeng dalu sederek sadaya.. sinaosa telat.. nginguk gandok.. mugio sami sehat.. aamiin

  18. Sehat selalu mbah man dan keluarga

  19. Huruf paku yg dipake aneka jenis
    Ada paku payung
    Ada paku beton
    Ada paku usuk
    Ada paku reng
    Bahkan pines
    De el el

    Btw tx.u full mbah mandrake yg sdh menyajikan aneka wacana gelut
    Tx.u 2 ki ps, ki suta dalah para dalang & can-men yg telah menunjang kelancaran wedaran

    Selamat ber- i’tikaf bagi yg meyakininya

    • Huruf paku ?. Kayaknya belum disebut di wedaran. Bocoran ini paling, insider😉

      • Persia berarti. Hasil analisa TKP🧐😜

    • Ada PAKU H2C : HARAP HARAP CEMAS..

      PA PAKU TUNGGU DITEMPAT SEPERTI BIASA NYA YA……

      INI PAKU YG BISA NGE DATE…he he he

  20. Alhamdulillah matur nuwun Ki Sp soho Mbah Man, loh kok sama dibolak balik kok 69 atau 96 berarti yg bisa membaca ini betul2 org yg belum mempunyai Ilmu alias masih bersih atau kosong hehehe …ngawur iki siapa tau cocok, monggo sinambi saur

  21. Menunggu gerbong di stasiun menoreh

  22. Maharsi merasa bahwa usianya sdh tdk akan lama lagi, sedangkan untuk mencari murid berbakat juga sulit. Mau mengadu liatnya kulit dan tulang juga mwrasa tdk sanggup. Menculik BS untuk dijadikan murid, berarti harus nunggu sampai siap menerima ilmu sampai tuntas. Nah ini tdk mungkin krn Maharsi tdk akan cukup memiliki waktu. Jd menculik BS hanya akal2an Maharsi saja agar RAS mau menerima ilmu goa Langse entah gmn caranya, yg penting RAS harus kosong. Jadilah upgrade Kakang Pambarep Adi Wuragil dgn 3 ujud semu….wkwk

  23. JANGAN_JANGAN. . . .itu jilid terakhir dari kitab2 perguruan Maharsi yang dia sendiri tdk paham, trus mau ngakali RAS biar dia jadi paham xi xi xi. Dan gantian RAS pura2 gantian bikin tekateki makna kidung penutup kitab Windujati, berakhir draw saling mengakali tapi bermanfaat

    • semakin seru teks teki silang nya…..lebih mantap lagi wedaran gerbong malam ini..
      ..
      barangkali jawaban teka teki tsb diwedar malam ini…

      • dengan sabar menunggu gerbong malam ini tuiiiiitannya pak sep…

        • Ki PS bisa jadi lagi nyoba menerobos pos penyekatan mudik😜

          Coba kalau kemarin dia ikutan belajar aji pangrupak jagad

          • Teoooooong
            Teooooooong
            Teoooooong

          • Pak Breng teooooong-nya 3 x ini apa sebagai simbol 3 istri : SM, PW dan RA ya…? He he…

          • teooooong-nya 3 x ini sebagai simbol 3 istri ki rangga : SM, PW dan RA

            ijab qobul istri kedua dgn PW ini saja atas desakan ki gede menoreh…sebelum budal membumi hanguskan trah sekar seda lepen di bukit merbabu dan merapi ki rangga harus menyatakan ini dulu didepan penghulu…
            ini cuplikannya…
            “”SAYA TERIMA NIKMAT NYA PANDAN WANGI BINTI KI GEDE MENOREH DGN MAS KAWIN SEPERANGKAT PEDANG RANGKAP””….ucapbki rangga..
            kemudian penghulu minta ke absyahan kpd yg hadir..

            SYAAAAAAAH….kata pak penghulu…

            SYIAAAAAAAH PAK PENGHULU…
            PAK PENGHULU SYAAAAH..

            alhamdulillah saut pak penghulu.
            ketok e ki sisol n ki araha hadir juga hi hi hi…..yg menyerahkan pedang rangkap nya..

            ijab qobul ketiga dgn rara anjani setelah ki rangga diangkat jadi tumenggung…proses bertahap tapi pasti..

    • Ini analisis yg hebat, berbakat sesuai telik sandi

  24. Pak Sep masih ngopi. Hi hi hi ……

    • ngopi sama cekrick2 dulu sama pramugarine sing ayu ayu ki_ps…

    • Lain kali kopi pak Sep dikasih es batu. . .biar dingin minumnya cepat habis dan raket hijau segera diangkat agar masinis segera midak gas hi hi

    • ngopi sama to photo an sama pramugari ne sing sik semlohai ki_ps..
      dadi pak sep nya terbuai…..lali tuuuuitannya
      wkwkwk

    • Lho kopi cangkir yg mana?
      Yg putih tadi aku cemplungi antimo 4 butir lho. Waduh, sido bablas tedung sampai pagi tuh.

      • Waduh…. untung masinise ora ngombe kopi iku.

      • pak sep ya langsung bubuk meyeng ki_pras

  25. STSD-32 halaman 58-59

    Tampak kepala Ki Rangga terangguk angguk. Sebenarnyalah antara perguruan orang bercambuk dengan perguruan goa Langse tidak pernah bersilang jalan.

    “Nah, Ki Rangga,” bertanya Maharsi kemudian membangunkan lamunan Ki Rangga, “Apakah Ki Rangga sudah siap?”

    “Aku siap Maharsi,” sahut Ki Rangga cepat, “Namun sebelumnya sudilah kiranya Maharsi menyerahkan Bagus Sadewa terlebih dahulu.”

    “Tidak masalah Ki Rangga,” berkata Maharsi kemudian, “Untuk sementara anakmu ini aku kembalikan. Namun jika Ki Rangga tidak mampu melewati tantangan yang aku berikan, engkau dan istrimu harus merelakan anak laki lakimu ini aku bawa.”

    Selesai berkata demikian Maharsi segera melepaskan selendang yang membelit pundaknya dan menyerahkan Bagus Sadewa kepada Ki Rangga.

    Dengan cepat Ki Rangga menerima Bagus Sadewa dari Maharsi. Setelah membelitkan selendang di pundaknya, Ki Rangga pun kemudian berkata, “Terima kasih Maharsi. Sekarang silahkan Maharsi menyebutkan tantangan yang harus aku hadapi.”

    Tampak Maharsi menarik nafas dalam-dalam terlebih dahulu. Jawabnya kemudian, “Ki Rangga, kitab perguruan goa Langse ada dua. Kitab yang pertama diperuntukkan bagi murid-murid yang baru mulai berguru. Mulai dasar-dasar yang harus dikuasai sampai tingkat akhir, namun belum merambah pada puncak ilmu goa Langse,” Maharsi berhenti sejenak. Lanjutnya kemudian, “Kitab yang kedua memuat ilmu khusus ciri khas goa Langse. Kitab itu kecil saja berbeda dengan kitab yang pertama yang cukup besar dan tebal. Aku akan menyerahkan kitab yang kedua, kitab tuntunan ciri khas perguruan goa Langse. Aku beri Ki Rangga waktu tiga hari. Jika Ki Rangga mampu menguasai dasar-dasarnya saja, aku menyerah kalah.”

    Berdesir jantung Ki Rangga mendengar tantangan Maharsi. Ada sedikit keraguan dalam hati Ki Rangga mendengar tantangan Maharsi untuk memahami sebuah tingkatan ilmu hanya dalam waktu tiga hari.

    Melihat Ki Rangga termenung sejenak, Maharsi segera berkata, “Bagi Ki Rangga yang sudah mencapai tingkatan sangat tinggi dalam olah kanuragan, tidaklah sulit untuk mempelajari sebuah ilmu baru. Apalagi aku hanya menuntut Ki Rangga untuk menguasai dasar-dasarnya saja.”

    Ki Rangga tampak mengangguk angguk. Tanyanya kemudian, “Maharsi, apa tantangan untuk membuktikan jika dalam waktu tiga hari aku mampu menguasai dasar-dasar ilmu goa Langse?”

    Untuk kesekian kalinya Maharsi tertawa. Jawabnya sambil menunjuk ke arah dinding belakang kediaman Ki Gede di kejauhan yang terlihat berdiri kokoh dalam gelap, “Ki Rangga harus mampu melewati dinding itu dengan cara sebagaimana seekor cicak merayap. Itu saja Ki Rangga.”

    Terdengar Ki Rangga menarik nafas dalam-dalam. Sebelum Ki Rangga menanggapi, ternyata Maharsi telah mengeluarkan sebuah kitab kecil dari balik bajunya dan menyodorkan kepada Ki Rangga.

    “Inilah kitab itu,” berkata Maharsi kemudian, “Dalam tiga hari Ki Rangga harus mampu menguasai dasar-dasarnya saja. Aku tahu kemampuan Ki Rangga sangat tinggi sehingga tidak akan menemui kesulitan yang berarti dalam memahami isi kitab itu.”

    Tertegun Ki Rangga sekejap. Sambil menerima kitab itu dengan tangan kanannya, Ki Rangga pun kemudian bertanya, “Apakah dengan demikian secara tidak langsung aku menjadi bagian dari perguruan goa Langse?”

    “O, tentu tidak!” jawab Maharsi cepat, “Ki Rangga hanya aku ijinkan untuk mempelajari selama tiga hari dan aku yakin selama tiga hari itu yang akan didapat Ki Rangga sangatlah sedikit, hanya cukup untuk merayap di dinding belakang kediaman Ki Gede Menoreh. Itu pun jika Ki Rangga mampu memahaminya.”

    Tampak kerut merut di kening Ki Rangga. Tentu saja ini adalah sebuah kesepakatan yang aneh. Namun Ki Rangga tidak sempat berpikir panjang karena Maharsi telah melangkah pergi.

    • wuuiiih tambah seruuuu…
      suwun ki_ps n mb_man

    • Pakai paku bisa tuh. Ditancep, lalu kerahkan ilmu meringankan tubuh, lalu pakai paku itu untuk alat merayap.

      Curang nggak tuh😜

    • maharsi gk tau kalo RAS punya daya ingat yg sangat kuat. cukup scan kitabnya dah masuk semua ke memori…

  26. hmmmhhh…tambah rumit dan menarik…gimana cara RAS membaca kitab Maharsi….sebuah permainan yang ciamik

    • bubuk meyeng sik ki_tcm.

    • Kayaknya dg kemampuan mengingat dan menyimpan dlm otaknya RAS akan mampu memenuhi tantangan maharsi.
      Kemampuan itu telah dibuktikan pada masa lalu..RAS mampu menyimpan isi kitab Kiai Gringsing dan juga Ki Waskita didlm ingatannya…

      • Bahasanya lain. Itu soalnya, dah diwedar kemarin

  27. He he ternyata tantangannya mudah. . .mbok RAS tinggal pencet mode virtual sdh beres, bs merayap dinding bahkan bisa menghilang la wong cuma bayangan

    • Curang nggak itu ?😜

  28. Ikut²an mbayangke…….

    Setelah ki RAS bingung cara membaca kitab goa langse, malam itu juga berpamitan kepada istrinya untuk kembali ke bukit Muria guna memohon petunjuk kanjeng sunan.
    Dan…..tuing…… RAS dapat ilmu cara membacanya dalam waktu beberapa kejap saja. Malamnya ki RAS dapat menyelesaikan membaca seluruh isi kitab itu dan disimpan dalam dinding kalbunya. Malam kedua baru mempraktekkan ilmu goa langse, bahkan lebih dari bayangan Maharsi bahkan mungkin bisa mengimbangi kemampuan Maharsi..
    Akhirnya Maharsi mengaku kalah dan bertekat mengangkat ki RAS seperti saudara seperguruan.
    Jadilah RAS semakin lengkap ilmunya.
    Ngapunten , untuk kelanjutan cerita simak terus karya besar mbh Man, p Satpam,
    Moga mbhMan, p satpam dan seluruh cantrik – mentrik sekar keluwih selalu sehat dalam lindungan Hyang Maha Agung.

    “SELAMAT MENYAMBUT ‘IDUL FITRI 1442 H”
    TAQOBBALALLOHU MINNA WA MINKUM

  29. Janji sabar lan ora kesusu, pikiren jembar jembar, akhire bida nguyu heeee, tiga hari bs dimanfaatkan dengan baik. Akan lulus nanti, masalahnya sekarang, mau buka kitab. Ranapati dan gurunya mau datang. Lha ini yang membingungkan. Ini akhirnya cantrik menyerahkan semua ke eyang Mandaraka.

    • Bener itu. Lagi belajar padahal Tim lawan menganggu, jadi nggak genep 3 hari

  30. Sinambi sahur.. baca gerbong menoreh.. sahur.. sahur.. mangga sedinten malih meniko sahur.. mugi barakah.. Allah paring umur panjang sageto pinanggih malih ramadhan tahun depan.. aamiin

  31. Sayangnya tdk disebutkan tulisannya berupa deretan titik titik dan garis garis aneh. Kalau iya RAS akan mudah mengurai teka tekinya, cukup tanya Kakak Pembina Pramuka sekolah terdekat di Menoreh pasti paham sandi morse wi ki ki

  32. Ah …. pada belum tahu ya klo disamping punya ilmu Pangrupak Jagat, RAS juga sudah punya ilmu Pangrupak Dimensi Ruang dan Waktu.
    Dalam sekejap makjleg RAS sdh berada di masa kini, pinjem hp cantrik STSD trus langsung kitabnya di google translate….beyeeeess.

  33. Ouwh ya, ki waskita mungkin beliau mengetahui cara baca kitabnya ki mahar, beliau juga punya saluran gelombang pengangen yg = ki ras setidaknya kan dpt video call

    Trs utk penyerbuan ke MMC dari timur, kalo berdsr peta geografis, pasukan terdekat bukan dari menoreh & matesih, tp dari jatianom, sangkalputung & ganjur
    Kalo berdsr peta kekuatan, pasukan dari jatianom yg paling kuat.
    Matesih & menoreh mungkin buat menghadang tdk lari ke magelang
    Pilihan lari tinggal ke arah rawa pening-semarang utara merbabu yg banyak petilasan majapahit spt watu lawang.

    Menanti kelanzutannyo sambil kumandang takbir

    • Ganjur ifu banyak. Itu yg daerah mana ?

      • Wkwkwk
        Sumuhun, leureus ki sol, nu sangkalputung tambih deui
        Di merapi, di lampung, di tempat abdi, dimana aya dukun bedah tulang, kanamikeun sangkalputung.

  34. SEANDAINYA. . .malam takbiran ini ada bonus postingan sampai akhir jilid 32 apakah cantrik2 setuju yaaa? Hi hi edisi membujuk P.Satpam

    • Kirim kupat dulu utk kiPS n mbah Man.

      • Matur nuwun
        Kalau bisa mentahan saja hehehe..

        • Insha Allah mbah_man klo ada rizki mau kirim mentahannya lagi.. untuk tambah spirit…aamiin

        • Kupat mentah ?
          Apa nggak repot
          Mesti rebus dulu😜

  35. Kumandang takbil, tahlil, tahmid.. mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Allah.. semua sudah diatur dan ditentukan.. manusia melaksankan dg penuh ikhlas tawakal.. berprasangka baik saja.. Allah Maha Tahu.. berpikir dg kesabaran n ketabahan, keikhlasan.. selamat idul fitri.. semoga kita diberi kesempatan bertemu dg ramadhan tahun depan.. aamiin

    • Ebleknya jatuh, keplindes.
      Semboyan 40 pakai senter ijo apa boleh?

  36. Waduh….. baru sempat tengok gandok.

    Sebentar nggih……

    kunci kontak lokomotifnya masih ketlisut.

    • Teeeooong
      Teeeooong
      Teeeooong

      Gerbong segera diluncrutken oleh pak sep…

      Tuuuuuuiiiiiiiit

    • Dipun tenggo ki satpam

    • Minal aidin wal faidin 1442 H,mohon maaf lahir tuwin batin nggih mbah Man n P.Satpam,mugi pinaringan sehat dan sejahtera bahagia bersama keluarga tercinta,aamiin

  37. STSD-32 halaman 60-61

    “Ingat ingatlah Ki Rangga,” berkata Maharsi itu kemudian setelah bayangannya hilang dalam kegelapan tapi gema suaranya masih terdengar, “Tiga hari lagi aku akan datang untuk mengujimu. Jika ternyata engkau tidak mampu, engkau harus merelakan anakmu aku bawa ke goa Langse.”

    Sepeninggal Maharsi, Ki Rangga hanya dapat menarik nafas dalam-dalam dengan jantung yang berdebaran.

    Tiba-tiba lamunan Ki Rangga terputus ketika lamat-lamat terdengar gardu-gardu perondan telah memukul kenthongan dengan nada dara muluk.

    “Tengah malam,” gumam Ki Rangga dalam hati sambil terus membalik halaman berikutnya. Namun tetap saja Ki Rangga tidak mengerti huruf-huruf yang tertulis dalam kitab itu.

    Ketika sekali lagi Ki Rangga membalik halaman kitab itu, Ki Rangga menjadi terkejut. Ternyata kitab itu juga memuat gambar-gambar sebagaimana kitab-kitab yang pernah dipejarinya, kitab Windujati dan kitab Ki Waskita.

    “Sepertinya ini gambar orang yang sedang bersemadi,” membatin Ki Rangga sambil mendekatkan kitab itu ke wajahnya agar lebih jelas lagi, “Namun mengapa di sekujur tubuh gambar orang yang sedang duduk bersila ini terdapat banyak titik-titik dan huruf-huruf yang aku tidak tahu artinya? Apa maksud titik-titik ini?”

    Kembali Ki Rangga dibuat pening dengan isi kitab itu. Ketika Ki Rangga kembali membalik halamannya, tampak gambar-gambar orang dalam keadaan yang berbeda-beda. Ada yang berdiri tegak, ada yang seperti sedang mengawali sebuah jurus, dan banyak lagi sikap dalam gambar itu yang belum diketahui maksudnya.

    “Sepertinya aku mulai dapat memahami maksud gambar-gambar ini,” kembali Ki Rangga membatin sambil mengamat-amati setiap gambar, “Sepertinya gambar ini adalah kelanjutan dari sikap semedi di halaman sebelumnya. Ini adalah sikap untuk mengerahkan tenaga cadangan. Gerakannya memang terlihat aneh dan asing. Tetapi aku menduga bahwa ini adalah dasar untuk mengerahkan tenaga cadangan dari sifatnya yang mendorong menjadi menarik,” Ki Rangga berhenti berangan-angan. Tampak kepalanya terangguk-angguk kecil. Lanjutnya kemudian, “Aku akan mencoba mengikuti gerakan-gerakan ini dan mengerahkan tenaga cadangan sesuai petunjuk gambar-gambar yang ada tanda anak panahnya. Ini pasti arah yang harus aku ikuti.”

    Sejenak kemudian Ki Rangga pun tanpa mengerti huruf-huruf dalam kitab itu terlebih dahulu telah mencoba mengikuti petunjuk gambar-gambar itu untuk melakukan gerakan.

    Dalam pada itu Kiai Sabda Dadi yang menyusuri jalan padukuhan induk telah mendekati gerbang kademangan Pudak Lawang.

    Untuk sejenak Kiai Sabda Dadi berdiri merapat pada sebatang pohon yang tumbuh di pinggir jalan. Dia harus melewati gerbang kademangan Pudak Lawang tanpa diketahui oleh para penjaga.

    “Bukan sebuah masalah,” gumam Kiai Sabda Dadi dalam hati sambil turun ke parit di sebelah jalan. Sambil merunduk runduk Kiai Sabda Dadi pun kemudian menyeberangi pategalan sepi itu untuk mendekati dinding kademangan Pudak Lawang dari sebelah kanan pintu gerbang.

    Ketika Kiai Sabda Dadi kemudian sudah berada di dekat dinding kademangan, dilemparkan pandangan matanya ke arah pintu gerbang. Tampak dua orang pengawal sambil menjinjing tombak berjalan hilir mudik di depan pintu gerbang.

    “Bagus,” desis Kiai Sabda Dadi memuji kedua pengawal jaga yang tampak selalu siap siaga.

    Tiba-tiba pendengaran Kiai Sabda Dadi yang sangat tajam mendengar derap beberapa ekor kuda yang menuju ke arah gerbang kademangan Pudak Lawang.

    “Mungkin Ki Jagabaya dan para pengawal padukuhan induk yang sedang nganglang,” membatin Kiai Sabda Dadi sambil mengambil ancang-ancang untuk meloncati dinding. Tanpa menimbulkan suara sedikitpun tubuh kakek Damarpati itu melayang ke udara dan kemudian hinggap dalam keadaan tidur tengkurap di atas dinding.

    • Siiip ki_ps n MB_man..

      Sehat selalu

  38. STSD-32 halaman 62-63

    Ketika Kiai Sabda Dadi memutuskan untuk turun, sekilas Kiai Sabda Dadi masih melihat rombongan orang berkuda itu telah sampai di depan pintu gerbang.

    Kiai Sabda Dadi pun tersenyum begitu melihat siapa yang berkuda di paling depan.

    “Benar dugaanku, Ki Jagabaya dan rombongan,” membatin Kiai Sabda Dadi kemudian sambil meloncat turun.

    Demikianlah tanpa menemui banyak kesulitan, Kiai Sabda Dadi segera meneruskan perjalanan. Untuk menghindari kemungkinan bertemu dengan para peronda kademangan Pudak Lawang, kakek Damarpati itu pun kemudian memutuskan untuk mengambil jalan yang tidak biasa dilalui oleh orang kebanyakan.

    Sejenak kemudian Kiai Sabda Dadi pun telah merambah sebuah hutan kecil yang tidak seberapa lebat. Hutan itu membujur di sebelah timur kademangan Pudak Lawang.

    Ketika sinar lampu dlupak yang disangkutkan di regol padepokan Wirapati sudah terlihat berkelap kelip tertiup angin malam, Kiai Sabda Dadi pun menghentikan langkahnya. Kini di hadapannya terbentang padang ilalang yang cukup luas. Regol padepokan Wirapati terlihat berdiri dengan gagahnya dalam keremangan malam.

    “Padepokan ini sengaja di bangun di tengah-tengah padang,” membatin Kiai Sabda Dadi sambil berlindung pada sebatang pohon yang tumbuh di ujung padang ilalang itu, “Dengan demikian para cantrik yang sedang berjaga akan dengan sangat mudahnya mengetahui jika ada orang yang mendekati padepokan dari arah manapun.”

    Untuk sejenak Kiai Sabda Dadi mengamat amati padepokan itu dari tempatnya bersembunyi. Padang ilalang hampir setinggi pinggang orang dewasa itu sepertinya mengelilingi seluruh padepokan, sehingga kakek Damarpati itu mengalami sedikit kesulitan untuk mendekatinya.

    “Aku akan mencoba mendekati dari arah samping,” gumam Kiai Sabda Dadi kemudian sambil bergeser dan berlindung di antara batang-batang pohon yang banyak tumbuh berjajar jajar di ujung padang ilalang itu. Perlahan lahan kakek Damarpati itu pun bergerak dari batang pohon ke batang pohon satunya menuju samping padepokan.

    Tiba-tiba pendengaran Kiai Sabda Dadi yang sangat tajam telah mendengar suara dengkuran orang yang sedang tertidur pulas. Tidak hanya seorang, akan tetapi lebih dari dua orang.

    “Tiga orang,” gumam Kiai Sabda Dadi dalam hati sambil mencoba mencari arah suara dengkuran itu.

    “Di balik batang-batang pohon itu ada tiga orang sedang bersandaran sampai ketiduran sepertinya,” berkata Kiai Sabda Dadi dalam hati sambil mengerahkan kemampuannya untuk menyerap bunyi akibat gesekan dirinya dengan alam sekitarnya dan kemudian mendekat ke tempat ketiga orang itu.

    “Sepertinya mereka sedang berjaga,” membatin Kiai Sabda Dadi kemudian sambil mengamat amati ketika orang yang sedang tertidur dengan nyenyaknya, “Tetapi siapa yang sedang mereka jaga?”

    Ketika Kiai Sabda Dadi kemudian melemparkan pandangan matanya ke padepokan dari arah samping, sejenak orang tua itu tertegun. Ketajaman matanya yang melebihi orang kebanyakan telah melihat di belakang padepokan itu bertebaran gubuk-gubuk sederhana yang tak terhitung jumlahnya. Gubuk-gubuk itu sebagian terlihat gelap gulita, namun beberapa di antaranya terlihat sinar lampu menerobos dari sela-sela dinding gubuk yang terbuat dari anyaman bambu.

    “O, inilah jawabnya,” membatin Kiai Sabda Dadi sambil pandangan matanya kembali beralih kepada tiga orang yang tertidur bersandaran pohon-pohon itu, “Mereka bertiga bertugas mengamankan keberadaan gubuk-gubuk itu dari kemungkinan adanya penyusup.”

    Berpikir sampai disitu Kiai Sabda Dadi bermaksud membantu ketiga penjaga itu agar semakin tertidur lelap dan tidak mengganggu usahanya mengadakan penyelidikan.

    • bonus selesainya menjalankan puasa ramadhan.

      • Maturnuwun ki ps, i love u full mbh.man lan ki satpam

      • Terima kasih Mbah Man dan ki Pak Satpam.

        السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

        *TAQOBBALALLAHU MINNA*
        *WA MINKUM*
        *TAQOBBALALLAHU MINNA YAA KARIIM*

        *SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1422 H ….. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN*

        _*Semoga Allah terima amal ibadah kita ,Allah terima taubatan kita dan semoga Allah menjadikan kita menjadi golongan orang yang bertaqwa serta mempertemukan kita semua dengan Ramadhan berikutnya dalam keadaan sehat wal afiat*_

        آمين يا رَبَّ الْعَالَمِيْن 🙏🙏

        *AHMAD SUYATNO & KELUARGA*

      • P.satpam
        Mohon link download sumpahnpalapa bag.2 dan seterusnya…
        Nanggung banget,hanya ketemu bag 1 yg p.satpam kasih link itu

    • Siiip ki_ps n MB_man..

      Sehat selalu

  39. terima kasih

    • Alhamdulillah, matur nuwun ki Sp soho Mbah Man Selamat Merayakan Idhul Fitri Mohon Maaf lahir batin ugi kagem sedoyo Cantrik n Mentrik, mugi2
      Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kito.
      Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Puasa kami dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kita senantiasa dalam kebaikan.”
      Aamiin… Aamiin …. Aamiin Yaa Robbal Alamiin.

      • Semoga amal ibadah kita diterima di sisi Alloh. Aamiin.

  40. Sampun jalan dereng nggih gerbong manoreh.. kebagian mboten nggih.. tumut gerbong..

    • Sampun. Browser di refresh saja
      Refresh / reload

  41. _*Assalamualaikum Wαrαĥмαtυℓℓαĥί Wαbαrαкαtυĥ*_

    🌿🌹 *Kami sekeluarga mengucapkan :*

    *_”Taqabbalallahu minna wa minkum, ja’alana minal a’idin wal fa’izin.”_*

    *_Semoga Allah menerima (puasa) kita dan menjadikan kita kembali (dalam keadaan suci) dan termasuk orang orang yang mendapatkan kemenangan_*

    *_Aamiin ya Robbal’alamiim_*

    *_Selamat merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1442 H. Mohon maaf lahir dan batin_*
    Dwi n kelg

    • Natur nuwun Ki Sol.. matur nuwun Ki Satpam, Mbah Man.. ngaturaken sugeng riyadi.. mugio tansah pinanggih rahayu wilujeng.. aamiin

      • Hal yang sama untuk sampeyan & keluarga. Juga buat semua personel yang ada di sini mulai dari jajaran pimpinan padepokan, para cantrik, dll🤲

  42. Wkwkwk
    Sumuhun, leureus ki sol, nu sangkalputung tambih deui
    Di merapi, di lampung, di tempat abdi, dimana aya dukun bedah tulang, kanamikeun sangkalputung.

  43. السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
    Buat saudaraku smuah umat muslim
    TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM
    TAQOBBAL YAA KARIIM

    SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1422 H
    MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

    Semoga gusti Alloh terima amal ibadah kita, gusti Alloh terima taubatan kita dan gusti Alloh menjadikan kita golongan orang yang bertaqwa serta mempertemukan kita semua dengan romadhon berikutnya dalam keadaan sehat wal afiat
    آمين يا رَبَّ الْعَالَمِيْن

    والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

  44. وَبَرَكَاتُهُ
    Buat saudaraku smuah umat muslim
    TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM
    TAQOBBAL YAA KARIIM

    SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1422 H
    MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

    Semoga gusti Alloh terima amal ibadah kita, gusti Alloh terima taubatan kita dan gusti Alloh menjadikan kita golongan orang yang bertaqwa serta mempertemukan kita semua dengan romadhon berikutnya dalam keadaan sehat wal afiat
    آمين يا رَبَّ الْعَالَمِيْن

    والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

  45. Kepada sinuwun Hanyakrakusuma, kanjeng Sunan Muria, ki patih Mandaraka, ki Gede Menoreh, ki Argajaya, ki Waskita, ki Sabdadadi, ki Gede Matesih, ki Demang Sangkalputung, ki Widura, Maharsi, ki Wisanata, ki Singaranu, ki Lurah Branjangan, ki Untoro,
    Kami ucapkan selamat idul fitri, mohon maaf lahir batin.

    Demikian juga utk PW, SM, RAS, RW, GP, RA, dll

  46. السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
    Buat saudaraku smuah umat muslim
    TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM
    TAQOBBAL YAA KARIIM

    SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1422 H
    MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

    Semoga gusti Alloh terima amal ibadah kita, gusti Alloh terima taubatan kita dan gusti Alloh menjadikan kita golongan orang yang bertaqwa serta mempertemukan kita semua dengan romadhon berikutnya dalam keadaan sehat wal afiat
    آمين يا رَبَّ الْعَالَمِيْن

    والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

  47. Kagem sederek sederek muslim, kawulo hangaturaken sugeng riyoyo ‘idul fithri 1442 H,
    جعلنا الله واياكم من العاءدين والفاءزين والمقبولين كل عام وانتم بخير
    Kagem PS, ugi Mbah Man mugi2 tansah sehat rahayu wilujeng,
    Kagem sedoyo kemawon mugiyo tansah pinayungan rahayu wilujeng lir ing sambikolo,
    Salam saking bumi wengker kidul Pacitan Jawi Wetan.

  48. *SELAMAT I’DUL FITRI 1 SYAWAL 1442 H. TAQABBALALLAHU MINNA WA MINKUM, TAQABBAL YA KARIIM* Barakallah Fiikum…..

  49. Yg co-pas ucapan idul fitri dari ki ps (prajurit sandi) ADA CIRI KHUSUS :
    Tahunnya 1422H
    Bukan 1442H

    Thanks berat ki pra-san, anda layak dpt royalti

    • Maap, ternyata yg aslinya lontar karya den masyatno
      Trs do dikopi modipikasi
      Tp tahunnya pada lali
      1422H
      😀


Tinggalkan Balasan ke Joko lelono Batalkan balasan